Kondisi para pelaku aksi jahit mulut dan mogok makan menuntut ganti rugi pembangunan Apartemen Green Pramuka semakin parah. Hingga hari keenam ini, mereka yang juga warga Rawa Sari, Cempaka Putih Jakarta Pusat, terus ngotot melakukan aksinya.
Kondisi yang semakin mengkhawatirkan itu disebabkan karena tidak adan penanganan dari tim medis. Padahal, sebelumnya Pemprov DKI berjanji akan memberikan bantuan tim medis kepada warga yang melakukan aksi jahit mulut dan mogok makan.
"Sampai saat ini belum ada. Mereka hanya omong doang," ujar M.Toyib, salah seorang warga yang terkena gusur menagih janji, saat ditemui INILAH.COM di pintu gerbang Apartemen Green Pramuka, Rabu (16/2/2011).
Penyegelan yang dilakukan oleh warga terhadap pengembang masih terus terjadi. Spanduk yang dipasang di depan pintu gerbang Green Pramuka, masih terpasang. Namun, belum ada pihak yang mengunjungi warga. Walau demikian, beberapa pengguna jalan terus memberikan simpati kepada warga. "Ada yang memberi air mineral, juga nasi bungkus," katanya.
Praktis, hingga kini akses masuk menuju Green Pramuka tidak bisa dilalui. Ditemani sebuah LSM, mereka masih bertahan untuk menuntut haknya. "Kami akan tetap disini sampai hak kami diberikan, uang ganti rugi," akuinya. Beberapa spanduk masih menghiasi lokasi, termasuk diantaranya adalah keranda mayat yang disimpan di pinggir jalan.
Mereka yang melakukan aksi jahit mulut dan mogok makan yaitu Lusi (53) dan Eet (45). Sementara yang melakukan aksi mogok makan dengan melakban mulutnya yaitu Mak buyung (56) dan Tarjinah (54).[iaf]
INILAH.COM
0 Response to "Makin Parah, Pelaku Jahit Mulut Tagih Janji Medis"
Posting Komentar