MENGOBATI PROSTAT DENGAN CARA LASER HIJAU
Lima puluh persen pembesaran prostat terjadi pada pria berusia di atas usia 50 tahun. Semakin tua, perubahan prostat akan bertambah dan ini tidak dapat dicegah. Seperti halnya dengan perubahan warna rambut dari hitam menjadi putih.
Pembesaran prostat ini merupakan bagian dari proses penuaan seorang pria, sehingga menurut urulog Profesor dr Djoko Rahardjo SpB SpU(K) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), pembesaran prostat tak perlu dirisaukan. Pasalnya, penyakit ini bisa diobati dan bukan merupakan kanker.
Pembesaran prostat menjadi masalah, kata urolog dr Ali Suyono Purwita dari Rumah Sakit (RS) Pluit Jakarta, ketika sudah sangat mengganggu, sehingga harus diatasi. Disebut mengganggu, karena pembesaran prostat membuat seorang pria tak cukup tidur dan bisa mengakibatkan komplikasi.
Ada beberapa cara mengatasi pembesaran prostat, mulai dari yang konvensional hingga metode terbaru, seperti pemakaian obat berupa alfa blocker, androgen suppression, hingga fioterapi (jamu), namun belum didukung penelitian ilmiah secara acak.
Menurut Djoko, obat yang dipakai bisa berbentuk tunggal ataupun kombinasi (dua hingga tiga obat). Selain obat, pembesaran prostat juga dapat diatasi dengan pembedahan, yang terdiri atas minimal invasif seperti pemakaian sinar laser. Namun, ada juga yang nonminimal invasif, yaitu transurethral resection of the prostate (TURP), dan open prostatectom.
“Sebelum melakukan tindakan medis, lihat risiko pasien, seberapa efektif tindakan yang akan dilakukan. Harus jelas hasilnya dan sesuai dengan kondisi penyakit pasien. Sebelum tindakan dilakukan, dokter harus menginformasikan pilihan pengobatan ke pasien,” jelas Ali.
Dari sekian banyak metode pengobatan pembesaran prostat, menurut Ali, yang terbaik dan menjadi standar emas pengobatan adalah TURP. Pada metode ini, prostat yang membesar dikerok hingga bersih, sehingga aliran air seni kembali lancar. Metode ini sudah teruji dan menjadi panutan.
Hasil metode TURP bisa bertahan hingga 15 tahun, biaya relatif murah dibanding laser dan dari sisi investasi RS, alat TURP bisa digunakan berkali-kali. Selain itu, hasil kerokan pun bisa diperiksa untuk mengetahui ganas (kanker) atau tidak.
Namun, TURP bisa menimbulkan komplikasi karena bisa terjadi penyerapan cairan (larutan mengandung garam untuk dapat melihat prostat) oleh tubuh pasien saat pengerokan berlangsung. Ini bisa menimbulkan gangguan jantung.
Di samping itu, metode TURP bersifat individual dan sangat bergantung pada pengalaman (kemampuan) dokter.
Semakin berpengalaman seorang dokter, maka pengerokan akan lebih cepat selesai. Tindakan ini juga memerlukan transfusi darah karena terjadi perdarahan dan perawatan di RS lebih lama dibanding metode laser.
“Sulit menguasai teknik TURP. Walau sudah ribuan kali dilaksanakan, seorang dokter tidak menguasai, karena sangat individual. Pengerokan harus hati-hati karena terjadi perdarahan dan penyerapan cairan,” papar Ali.
Laser Hijau
Dengan kemajuan teknologi di bidang kesehatan, metode pembedahan prostat pun berkembang menjadi minimal invasif dengan menggunakan laser. Metode laser ini pun bermacam-macam, sesuai dengan panjang gelombang dan daya penetrasi. Misalnya, diode (panjang gelombang 830 nano meter/nm), HoIEP/thulium dengan panjang gelombang 2.100 nm, Biolitec dengan panjang gelombang 980 nm, dan green light laser yang memiliki panjang gelombang 532 nm dengan penetrasi 0,8 mili meter.
Dengan kemajuan teknologi di bidang kesehatan, metode pembedahan prostat pun berkembang menjadi minimal invasif dengan menggunakan laser. Metode laser ini pun bermacam-macam, sesuai dengan panjang gelombang dan daya penetrasi. Misalnya, diode (panjang gelombang 830 nano meter/nm), HoIEP/thulium dengan panjang gelombang 2.100 nm, Biolitec dengan panjang gelombang 980 nm, dan green light laser yang memiliki panjang gelombang 532 nm dengan penetrasi 0,8 mili meter.
Ali menjelaskan, metode pengobatan sinar laser berwarna hijau atau green light laser yang diterapkan sejak tiga tahun lalu untuk mengatasi pembesaran prostat memiliki keunggulan dibanding TURP. Keunggulan itu adalah tidak terjadi perdarahan, bisa dilaksanakan pada semua penderita prostat (baik yang mengalami penyakit lain seperti hipertensi), rawat inap di RS satu hari, tidak terjadi penyerapan cairan oleh tubuh karena pembuluh darah dipatri dan penyerapan sinar oleh prostat lebih banyak. Artinya, sinar laser sepenuhnya tertuju pada target (prostat).
“Sinar diserap hemoglobin, sehingga sel-se yang terbuka terpatri, tidak ada perdarahan, dan sinar ini tak diserap cairan. Cukup aman, hanya saja yang menjadi kendala adalah harga,” kata Ali.
Lebih lanjut dikatakan, metode sinar laser hijau ini memerlukan fibre yang dimasukkan lewat saluran kemih menuju prostat, dan harganya Rp 10 juta. Alat ini bisa rusak saat pengerjaan, misalnya jika ukuran prostat terlalu besar. Tetapi, kerusakan alat tidak ditanggung pasien.
loading...
0 Response to "MENGOBATI PROSTAT DENGAN CARA LASER HIJAU"
Posting Komentar