Walaupun memiliki reputasi yang amat baik bagi kesehatan, makanan berbahan dasar kedelai juga disebut-sebut memicu kanker. Mana yang benar?
Salah satu khasiat kedelai yang terkenal adalah kandungan isoflavon yang berkhasiat mengurangi risiko kanker payudara. Di lain pihak ada penelitian yang menyebutkan bahwa kedelai membuat sel kanker payudara tumbuh dan berbiak. Kontroversi mengenai keluarga kacang-kacangan yang satu ini coba ditengahi oleh penelitian terbaru yang dilansir dalam jurnal American Medical Association.
Dalam studi yang melibatkan lebih dari 5.000 penyintas kanker payudara ini para peneliti menemukan bahwa konsumsi makanan kedelai dalam dosis tinggi (lebih dari 11 gram sehari) berkaitan dengan rendahnya risiko kematian atau tumbuhnya sel kanker.
"Pesan penting yang ingin disampaikan dari studi ini adalah asupan kedelai dalam jumlah sedang cukup aman dan justru mengurangi risiko kematian serta kekambuhan kembali sel tumor pada wanita yang pernah menderita kanker payudara," kata Dr.Xiao Shu, dari Vanderbilt University Medical Center di Nashville, Amerika Serikat.
Dalam studi yang dilakukannya, Shu dan koleganya menganalisa pola makan 5.000 wanita berusia 20 - 75 tahun yang didiagnosa kanker payudara antara tahun 2002 hingga 2006. Para responden itu kemudian di cek kembali tahun 2009 lewat studi besar yang disebut Shanghai Breast Cancer Survival Study.
Hasilnya, wanita yang sering mengonsumsi protein kedelai memiliki risiko kematian 29 persen lebih rendah pada periode studi dan 32 persen lebih rendah mengalami kekambuhan sel tumor dibandingkan dengan wanita dari kelompok yang jarang makan kedelai.
Konsumsi kedelai dinilai bermanfaat tanpa melihat apakah tumor pada payudara wanita dipicu oleh estrogen. Manfaat ini juga terlihat pada responden, baik itu pengguna tamoxifen atau bukan. Tamoxifen adalah obat yang sering diresepkan dokter untuk mengatasi dan mencegah kanker payudara. Studi sebelumnya menyebutkan isoflavon dari kedelai mungkin berinteraksi negatif dengan tamoxifen.
Para peneliti juga menyebutkan bahwa khasiat kedelai juga tergantung pada beberapa hal, termasuk pada kualitas, tipe, dan jumlah makanan kedelai. Hal ini menjelaskan mengapa manfaat kedelai berbeda antara wanita China dan Amerika.
Selain itu, wanita di China rata-rata mengonsumsi isoflavon sekitar 47 miligram per hari, sedangkan wanita di Amerika hanya 1-6 miligram.
Meski masih dibutuhkan studi lanjutan untuk menjawab mengapa muncul perbedaan efek kedelai pada wanita, namun para ahli menggarisbawahi bahwa kedelai aman untuk wanita dengan kanker payudara, bahkan memiliki efek positif untuk kesehatan jangka panjang.
Salah satu khasiat kedelai yang terkenal adalah kandungan isoflavon yang berkhasiat mengurangi risiko kanker payudara. Di lain pihak ada penelitian yang menyebutkan bahwa kedelai membuat sel kanker payudara tumbuh dan berbiak. Kontroversi mengenai keluarga kacang-kacangan yang satu ini coba ditengahi oleh penelitian terbaru yang dilansir dalam jurnal American Medical Association.
Dalam studi yang melibatkan lebih dari 5.000 penyintas kanker payudara ini para peneliti menemukan bahwa konsumsi makanan kedelai dalam dosis tinggi (lebih dari 11 gram sehari) berkaitan dengan rendahnya risiko kematian atau tumbuhnya sel kanker.
"Pesan penting yang ingin disampaikan dari studi ini adalah asupan kedelai dalam jumlah sedang cukup aman dan justru mengurangi risiko kematian serta kekambuhan kembali sel tumor pada wanita yang pernah menderita kanker payudara," kata Dr.Xiao Shu, dari Vanderbilt University Medical Center di Nashville, Amerika Serikat.
Dalam studi yang dilakukannya, Shu dan koleganya menganalisa pola makan 5.000 wanita berusia 20 - 75 tahun yang didiagnosa kanker payudara antara tahun 2002 hingga 2006. Para responden itu kemudian di cek kembali tahun 2009 lewat studi besar yang disebut Shanghai Breast Cancer Survival Study.
Hasilnya, wanita yang sering mengonsumsi protein kedelai memiliki risiko kematian 29 persen lebih rendah pada periode studi dan 32 persen lebih rendah mengalami kekambuhan sel tumor dibandingkan dengan wanita dari kelompok yang jarang makan kedelai.
Konsumsi kedelai dinilai bermanfaat tanpa melihat apakah tumor pada payudara wanita dipicu oleh estrogen. Manfaat ini juga terlihat pada responden, baik itu pengguna tamoxifen atau bukan. Tamoxifen adalah obat yang sering diresepkan dokter untuk mengatasi dan mencegah kanker payudara. Studi sebelumnya menyebutkan isoflavon dari kedelai mungkin berinteraksi negatif dengan tamoxifen.
Para peneliti juga menyebutkan bahwa khasiat kedelai juga tergantung pada beberapa hal, termasuk pada kualitas, tipe, dan jumlah makanan kedelai. Hal ini menjelaskan mengapa manfaat kedelai berbeda antara wanita China dan Amerika.
Selain itu, wanita di China rata-rata mengonsumsi isoflavon sekitar 47 miligram per hari, sedangkan wanita di Amerika hanya 1-6 miligram.
Meski masih dibutuhkan studi lanjutan untuk menjawab mengapa muncul perbedaan efek kedelai pada wanita, namun para ahli menggarisbawahi bahwa kedelai aman untuk wanita dengan kanker payudara, bahkan memiliki efek positif untuk kesehatan jangka panjang.
loading...
0 Response to "Kedelai, Pemicu atau Penekan Sel Kanker?"
Posting Komentar