Jakarta, Banyak sekali tawaran obat herbal untuk mengatasi gangguan seksual laki-laki. Tapi sebaiknya jangan terkecoh, karena ternyata dalam obat herbal tersebut juga mengandung senyawa sildenafil sitrat atau dikenal dengan viagra.
Terkadang banyak laki-laki yang merasa malu datang ke dokter dan melakukan konsultasi mengenai permasalahan gangguan seksual seperti disfungsi ereksi ini. Sehingga tidak sedikit orang yang tergoda oleh iklan-iklan obat herbal yang mengklaim tanpa bahan kimia.
"Tidak ada satupun obat herbal untuk mengatasi disfungsi ereksi yang efektif dan benar-benar herbal, karena sepanjang saya melakukan uji klinis semuanya mengandung zat kimia viagra," ujar Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, Sp.And, FAACS dalam acara Maximizing You: 10 years of MagniVicent Satisfaction, di Hotel Akmani, Jakarta, Selasa (8/12/2009).
Profesor yang memiliki banyak pengalaman dan pernah meneliti mengenai obat kuat herbal ini menuturkan banyak dokter dan masyarakat yang tidak tahu mengenai hal ini. Jika obat herbal tersebut benar-benar efektif mengatasi disfungsi ereksi, maka sudah dapat dipastikan obat tersebut tidak murni herbal atau sudah dicampur dengan viagra.
Menjamurnya obat herbal untuk mengatasi disfungsi ereksi ini tidak akan terjadi jika tidak ada konsumen yang membeli. Namun, terkadang lelaki merasa malu pergi ke dokter sehingga berusaha untuk mengobati dirinya sendiri dengan membeli obat-obatan yang dijual bebas.
"Kami pernah melakukan survei kenapa lelaki lebih banyak beli obat di pinggir jalan daripada ke dokter. Ternyata mereka merasa tidak perlu malu kalau beli obat disitu, karena mereka tidak harus kembali lagi untuk bertatap muka atau cukup melalui kaca mobil saja," ujar dr Andini Suhardi, Marketing Manager Pfizer Indonesia.
Hal ini sangat disayangkan, karena orang-orang yang sebenarnya membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah seksualnya justru malah salah pilih obat yang bisa saja berakibat buruk nantinya.
"Dicampurnya viagra ke dalam obat herbal tentu saja berbahaya. Pertama ini merupakan bentuk penipuan, kedua bisa saja menimbulkan bahaya atau risiko karena orang cenderung menganggap obat herbal adalah obat bebas yang tidak memiliki efek samping sehingga masyarakat cenderung akan mengonsumsinya sesuka hati tanpa anjuran yang tepat," ujar Prof Wimpie yang merupakan Guru Besar FK Universitas Udayana, Bali.
Seharusnya seorang pasien melakukan pemeriksaan dan konsultasi terlebih dahulu untuk mengetahui penyebabnya. Jika disfungsi ereksi terjadi karena penyakit tertentu, maka sakitnya harus diobati terlebih dahulu baru melakukan pengobatan untuk gangguan ereksinya. Karena viagra merupakan salah satu obat yang harus menggunakan rekomendasi atau resep dokter.
Prof Wimpie menambahkan ada dua cara dalam mengonsumsi obat viagra yang memang direkomendasikan oleh dokter, yaitu:
1. Diminum 0,5-1 jam sebelum melakukan hubungan seksual. Cara ini sudah direkomendasikan oleh para dokter.
2. Mengonsumsinya setiap hari, jadi kalau tiba-tiba mau melakukan hubungan seksual langsung bisa. Cara ini belum direkomendasikan karena masih dalam tahap penelitian.
Efek samping dari penggunaan viagra ini adalah sakit kepala, hidung tersumbat, wajah merah dan jantung berdebar. Tapi yang harus diwaspadai adalah jangan mengonsumsi viagra bersamaan dengan obat penyakit jantung yang mengandung nitrat, karena efeknya saling menguatkan sehingga bisa menyebabkan kematian. Jadi, jika seseorang tidak tahu bahwa obat herbalnya mengandung viagra hal ini akan sangat membahayakan.
Diingatkannya agar masyarakat tidak tertipu oleh berbagai iklan yang menjual obat herbal untuk mengatasi gangguan ereksi. Karena tidak ada obat herbal yang memang benar-benar alami.
Via: detikhealth.com
Terkadang banyak laki-laki yang merasa malu datang ke dokter dan melakukan konsultasi mengenai permasalahan gangguan seksual seperti disfungsi ereksi ini. Sehingga tidak sedikit orang yang tergoda oleh iklan-iklan obat herbal yang mengklaim tanpa bahan kimia.
"Tidak ada satupun obat herbal untuk mengatasi disfungsi ereksi yang efektif dan benar-benar herbal, karena sepanjang saya melakukan uji klinis semuanya mengandung zat kimia viagra," ujar Prof Dr dr Wimpie Pangkahila, Sp.And, FAACS dalam acara Maximizing You: 10 years of MagniVicent Satisfaction, di Hotel Akmani, Jakarta, Selasa (8/12/2009).
Profesor yang memiliki banyak pengalaman dan pernah meneliti mengenai obat kuat herbal ini menuturkan banyak dokter dan masyarakat yang tidak tahu mengenai hal ini. Jika obat herbal tersebut benar-benar efektif mengatasi disfungsi ereksi, maka sudah dapat dipastikan obat tersebut tidak murni herbal atau sudah dicampur dengan viagra.
Menjamurnya obat herbal untuk mengatasi disfungsi ereksi ini tidak akan terjadi jika tidak ada konsumen yang membeli. Namun, terkadang lelaki merasa malu pergi ke dokter sehingga berusaha untuk mengobati dirinya sendiri dengan membeli obat-obatan yang dijual bebas.
"Kami pernah melakukan survei kenapa lelaki lebih banyak beli obat di pinggir jalan daripada ke dokter. Ternyata mereka merasa tidak perlu malu kalau beli obat disitu, karena mereka tidak harus kembali lagi untuk bertatap muka atau cukup melalui kaca mobil saja," ujar dr Andini Suhardi, Marketing Manager Pfizer Indonesia.
Hal ini sangat disayangkan, karena orang-orang yang sebenarnya membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah seksualnya justru malah salah pilih obat yang bisa saja berakibat buruk nantinya.
"Dicampurnya viagra ke dalam obat herbal tentu saja berbahaya. Pertama ini merupakan bentuk penipuan, kedua bisa saja menimbulkan bahaya atau risiko karena orang cenderung menganggap obat herbal adalah obat bebas yang tidak memiliki efek samping sehingga masyarakat cenderung akan mengonsumsinya sesuka hati tanpa anjuran yang tepat," ujar Prof Wimpie yang merupakan Guru Besar FK Universitas Udayana, Bali.
Seharusnya seorang pasien melakukan pemeriksaan dan konsultasi terlebih dahulu untuk mengetahui penyebabnya. Jika disfungsi ereksi terjadi karena penyakit tertentu, maka sakitnya harus diobati terlebih dahulu baru melakukan pengobatan untuk gangguan ereksinya. Karena viagra merupakan salah satu obat yang harus menggunakan rekomendasi atau resep dokter.
Prof Wimpie menambahkan ada dua cara dalam mengonsumsi obat viagra yang memang direkomendasikan oleh dokter, yaitu:
1. Diminum 0,5-1 jam sebelum melakukan hubungan seksual. Cara ini sudah direkomendasikan oleh para dokter.
2. Mengonsumsinya setiap hari, jadi kalau tiba-tiba mau melakukan hubungan seksual langsung bisa. Cara ini belum direkomendasikan karena masih dalam tahap penelitian.
Efek samping dari penggunaan viagra ini adalah sakit kepala, hidung tersumbat, wajah merah dan jantung berdebar. Tapi yang harus diwaspadai adalah jangan mengonsumsi viagra bersamaan dengan obat penyakit jantung yang mengandung nitrat, karena efeknya saling menguatkan sehingga bisa menyebabkan kematian. Jadi, jika seseorang tidak tahu bahwa obat herbalnya mengandung viagra hal ini akan sangat membahayakan.
Diingatkannya agar masyarakat tidak tertipu oleh berbagai iklan yang menjual obat herbal untuk mengatasi gangguan ereksi. Karena tidak ada obat herbal yang memang benar-benar alami.
Via: detikhealth.com
loading...
0 Response to "Banyak Obat Kuat Herbal Mengandung Viagra"
Posting Komentar