Mendengar atau melihat binatang yang disebut belatung kadang membuat orang jijik. Tapi siapa sangka, binatang yang menjijikan ini justru bisa membantu seseseorang terhindar dari infeksi.
Sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam Clinical Infectious Diseases telah menemukan bahwa belatung berguna untuk mengobati luka yang dalam tanpa meningkatkan risiko infeksi lebih lanjut.
belatung ini bekerja dengan cara memakan jaringan yang sudah mati (debridement) di dalam luka yang dapat meningkatkan risiko infeksi.
Perlakuan ini bisa membantu mengurangi risiko infeksi misalnya setelah operasi, karena belatung ini diduga mampu mengeluarkan zat yang bisa melawan infeksi.
Teknik ini dikenal dengan nama Maggot Debridement Therapy (MDT) yang sudah ada sejak tahun 1920-an sebagai pengobatan untuk infeksi tulang dan jaringan. Sedangkan penelitian yang kini dilakukan untuk menunjukkan keamanan dan manfaat dari terapi ini.
Teknik MDT menggunakan jenis belatung yang steril yaitu Phaenica sericata, belatung ini akan ditempatkan pada luka seseorang dua kali seminggu dan dibiarkan selama 48-72 jam.
Belatung yang dimasukkan ke luka ini akan memakan jaringan yang mati, namun tetap membiarkan jaringan yang hidup tetap utuh. Saat ini ada kekhawatiran jika belatung yang digunakan diberikan desinfektan karena dapat memperburuk infeksi yang sudah ada di luka.
Peneliti Ronald A. Sherman dan Kathleen J. Shimoda melakukan studi untuk mengevaluasi dan melihat keamanan serta efektivitas dari terapi belatung. Studi ini melibatkan 143 pasien yang dianalisa antara tahun 1990 hingga 1995. Hasil studi menunjukkan luka yang diberikan belatung memiliki kemungkinan kecil terkena infeksi dibanding dengan luka yang tidak diterapi menggunakan belatung.
Selain itu ditemukan pada 10 luka yang diterapi dengan belatung, tak satupun yang mengalami infeksi. Sedangkan 6 dari 19 pasien yang tidak diterapi belatung terkena infeksi setelah operasi, serta penutupan luka bedahnya pun lebih berantakan.
Selain membantu mencegah terjadinya infeksi pada luka, terapi belatung juga berguna untuk mengatasi bisul di saraf kaki, menghilangkan luka non-traumatik dan penyembuhan luka setelah operasi.
Terapi ini terbilang cukup aman, karena meskipun terapi belatung ini tidak bekerja sesuai dengan yang diharapkan, pengobatan ini tidak akan membahayakan orang tersebut. Namun terapi ini hanya digunakan ketika penggunaan antibiotik atau operasi yang dilakukan tidak bisa memberikan hasil yang positif atau maksimal.
Salah satu studi yang dilakukan oleh peneliti dari University of Manchester mendapatkan bahwa 12 dari 13 pasien yang terkena infeksi MRSA, mendapatkan kesembuhan pada luka-lukanya dengan menggunakan terapi belatung. Padahal virulen dari Staph yang menginfeksi tubuh ini tidak mempan terhadap beberapa jenis antibiotik.
Sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam Clinical Infectious Diseases telah menemukan bahwa belatung berguna untuk mengobati luka yang dalam tanpa meningkatkan risiko infeksi lebih lanjut.
belatung ini bekerja dengan cara memakan jaringan yang sudah mati (debridement) di dalam luka yang dapat meningkatkan risiko infeksi.
Perlakuan ini bisa membantu mengurangi risiko infeksi misalnya setelah operasi, karena belatung ini diduga mampu mengeluarkan zat yang bisa melawan infeksi.
Teknik ini dikenal dengan nama Maggot Debridement Therapy (MDT) yang sudah ada sejak tahun 1920-an sebagai pengobatan untuk infeksi tulang dan jaringan. Sedangkan penelitian yang kini dilakukan untuk menunjukkan keamanan dan manfaat dari terapi ini.
Teknik MDT menggunakan jenis belatung yang steril yaitu Phaenica sericata, belatung ini akan ditempatkan pada luka seseorang dua kali seminggu dan dibiarkan selama 48-72 jam.
Belatung yang dimasukkan ke luka ini akan memakan jaringan yang mati, namun tetap membiarkan jaringan yang hidup tetap utuh. Saat ini ada kekhawatiran jika belatung yang digunakan diberikan desinfektan karena dapat memperburuk infeksi yang sudah ada di luka.
Peneliti Ronald A. Sherman dan Kathleen J. Shimoda melakukan studi untuk mengevaluasi dan melihat keamanan serta efektivitas dari terapi belatung. Studi ini melibatkan 143 pasien yang dianalisa antara tahun 1990 hingga 1995. Hasil studi menunjukkan luka yang diberikan belatung memiliki kemungkinan kecil terkena infeksi dibanding dengan luka yang tidak diterapi menggunakan belatung.
Selain itu ditemukan pada 10 luka yang diterapi dengan belatung, tak satupun yang mengalami infeksi. Sedangkan 6 dari 19 pasien yang tidak diterapi belatung terkena infeksi setelah operasi, serta penutupan luka bedahnya pun lebih berantakan.
Selain membantu mencegah terjadinya infeksi pada luka, terapi belatung juga berguna untuk mengatasi bisul di saraf kaki, menghilangkan luka non-traumatik dan penyembuhan luka setelah operasi.
Terapi ini terbilang cukup aman, karena meskipun terapi belatung ini tidak bekerja sesuai dengan yang diharapkan, pengobatan ini tidak akan membahayakan orang tersebut. Namun terapi ini hanya digunakan ketika penggunaan antibiotik atau operasi yang dilakukan tidak bisa memberikan hasil yang positif atau maksimal.
Salah satu studi yang dilakukan oleh peneliti dari University of Manchester mendapatkan bahwa 12 dari 13 pasien yang terkena infeksi MRSA, mendapatkan kesembuhan pada luka-lukanya dengan menggunakan terapi belatung. Padahal virulen dari Staph yang menginfeksi tubuh ini tidak mempan terhadap beberapa jenis antibiotik.
health.detik.com
loading...
0 Response to "MENCEGAH INFEKSI DENGAN TERAPI ULAT BELATUNG"
Posting Komentar