Migrain merupakan salah satu jenis sakit kepala yang sering dialami banyak orang. Gejala migrain awalnya mulai dikenal ahli medis Mesir 1500- 3000 sebelum Masehi.
Ada beberapa ciri yang bisa Anda jadikan acuan mengenali migrain. Rasa sakit kepala akibat migrain terjadi hanya di salah satu sisi kepala. Sakit kepala di kedua sisi belakang kepala mengindikasi adanya tekanan darah tinggi, seperti yang dikutip dari National Headache Foundation.
Penelitian menunjukkan, antara 70 dan 80 persen dari mereka yang menderita migran memiliki riwayat keluarga dengan kondisi ini. Maka itu, karena genetik, penderita tidak dapat disembuhkan, tapi efek melemahkan dapat diminimalkan.
Jenis migrain yang dialami setiap orang berbeda-beda. Jadi, harus diketahui terlebih dahulu pemicu serangan migrain yang dialami. Cara ini bisa mengontrol dan meminimalisir rasa sakit kepala akibat migrain. Agar bisa dengan tepat menangani migrain, kenali mitos seputar makanan atau hal lain yang bisa mempengaruhi timbulnya migrain.
Benarkah cokelat bisa menyebabkan seseorang mengalami migrain? Ada mitos yang tersebar luas bahwa para penderita migrain harus menghindari cokelat dan makanan mengandung bahan penyedap (MSG). Faktanya, pernyataan itu tidak sepenuhnya benar. Cokelat dan MSG bisa memicu migrain pada beberapa orang, tapi tidak pada semua orang.
Pemicu terjadinya migrain lainnya bisa beragam, tidak hanya makanan. Antara lain, segelas wine, perubahan cuaca, kurang tidur atau aroma parfum yang menyengat.
Selain itu, pusing di sekitar pelipis dan tulang mata bisa terjadi karena konsumsi alkohol atau rokok. Sedangkan pusing akibat sinus biasanya terjadi di sekitar area hidung hingga ke ubun-ubun.
Lantas, benarkah kopi dapat meredakan migrain? Banyak mitos berkembang bahwa kopi bisa menyembuhkan migrain. Yang perlu Anda tahu, efeknya tidak sama pada tiap orang. Meskipun kafein kadang-kadang digunakan untuk pengobatan migrain, kafein dapat memperburuk sakit kepala pada beberapa orang
Ada beberapa ciri yang bisa Anda jadikan acuan mengenali migrain. Rasa sakit kepala akibat migrain terjadi hanya di salah satu sisi kepala. Sakit kepala di kedua sisi belakang kepala mengindikasi adanya tekanan darah tinggi, seperti yang dikutip dari National Headache Foundation.
Penelitian menunjukkan, antara 70 dan 80 persen dari mereka yang menderita migran memiliki riwayat keluarga dengan kondisi ini. Maka itu, karena genetik, penderita tidak dapat disembuhkan, tapi efek melemahkan dapat diminimalkan.
Jenis migrain yang dialami setiap orang berbeda-beda. Jadi, harus diketahui terlebih dahulu pemicu serangan migrain yang dialami. Cara ini bisa mengontrol dan meminimalisir rasa sakit kepala akibat migrain. Agar bisa dengan tepat menangani migrain, kenali mitos seputar makanan atau hal lain yang bisa mempengaruhi timbulnya migrain.
Benarkah cokelat bisa menyebabkan seseorang mengalami migrain? Ada mitos yang tersebar luas bahwa para penderita migrain harus menghindari cokelat dan makanan mengandung bahan penyedap (MSG). Faktanya, pernyataan itu tidak sepenuhnya benar. Cokelat dan MSG bisa memicu migrain pada beberapa orang, tapi tidak pada semua orang.
Pemicu terjadinya migrain lainnya bisa beragam, tidak hanya makanan. Antara lain, segelas wine, perubahan cuaca, kurang tidur atau aroma parfum yang menyengat.
Selain itu, pusing di sekitar pelipis dan tulang mata bisa terjadi karena konsumsi alkohol atau rokok. Sedangkan pusing akibat sinus biasanya terjadi di sekitar area hidung hingga ke ubun-ubun.
Lantas, benarkah kopi dapat meredakan migrain? Banyak mitos berkembang bahwa kopi bisa menyembuhkan migrain. Yang perlu Anda tahu, efeknya tidak sama pada tiap orang. Meskipun kafein kadang-kadang digunakan untuk pengobatan migrain, kafein dapat memperburuk sakit kepala pada beberapa orang
VIVANEWS.COM
loading...
0 Response to "MITOS MAKANAN PEMICU MIGRAIN"
Posting Komentar