Berdasarkan hukum Mendel, Thalassemia merupakan penyakit genetik yang diturunkan dari orang tua kepada anak mereka. Seorang ayah dan ibu yang pembawa (carrier) Thalassemia berkemungkinan besar melahirkan anak penderita Thalassemia.
Sedangkan bila hanya salah satunya saja yang pembawa Thalassemia, kemungkinan anak mereka lahir sebagai carrier Thalassemia juga. Karena itu, screening prenatal merupakan pencegahan paling dianjurkan untuk mendeteksi gen thalassemia. Apalagi bila Anda atau pasangan Anda merupakan carrier thalassemia.
Prof. DR. Iskandar Wahidiyat, Sp.A (K), Departemen Kesehatan Anak FKUI/RSCM mengatakan di Indonesia, dengan jumlah penduduk 200juta jiwa dan angka kelahiran 20%, frekuensi carrier Thalassemia β diperkirakan mencapai 5%. Ini berarti diperkirakan 2.500 anak yang lahir pertahun merupakan penderita Thalassemia.
"Dengan demikian, estimasi pada 2020, akan ada lebih dari 22.500 anak yang menderita Thalassemia" terangnya.
Iskandar menyebut penyebaran penyakit Thalassemia ini sepatutnya mendapat perhatian serius dari pemerintah. Bukan hanya resiko kematian yang akan selalu menghantui si anak, tetapi juga cost pengobatan yang harus ditanggung orang tua tidaklah sedikit.
Bayangkan, saat ini sedikitnya biaya pengobatan yang harus dikeluarkan sebesar Rp 300juta per anak pertahun. Bila diperkirakan hingga tahun 2020 setidaknya lebih dari Rp 50 triliyun yang harus dihabiskan untuk mengobati 22.500 anak dengan kasus Thalassemia.
Di Thalassaemia Centre Jakarta saja, jumlah penderita hingga Oktober 2009 tercatat 1.501 pasien. Kebanyakan dari mereka berusia 10-14 tahun. Meski demikian rata-rata usia pasien 17bulan hingga 41tahun.
Mengingat persebarannya yang semakin meluas, Iskandar merinci beberapa hal yang harus dilakukan. Pertama, political will, kemauan dan itikad baik dari pemerintah untuk mencegah dan menanggulangi penyakit ini. Kedua, edukasi kesehatan kepada masyarakat.
Ketiga, Screening (retro- & prospective) agar dapat diketahui secara dini. Keempat, pembangunan laboratorium yang memadai untuk screening dan diagnosis prenatal saat awal kehamilan. Kelima, konseling genetik.
Sedangkan bila hanya salah satunya saja yang pembawa Thalassemia, kemungkinan anak mereka lahir sebagai carrier Thalassemia juga. Karena itu, screening prenatal merupakan pencegahan paling dianjurkan untuk mendeteksi gen thalassemia. Apalagi bila Anda atau pasangan Anda merupakan carrier thalassemia.
Prof. DR. Iskandar Wahidiyat, Sp.A (K), Departemen Kesehatan Anak FKUI/RSCM mengatakan di Indonesia, dengan jumlah penduduk 200juta jiwa dan angka kelahiran 20%, frekuensi carrier Thalassemia β diperkirakan mencapai 5%. Ini berarti diperkirakan 2.500 anak yang lahir pertahun merupakan penderita Thalassemia.
"Dengan demikian, estimasi pada 2020, akan ada lebih dari 22.500 anak yang menderita Thalassemia" terangnya.
Iskandar menyebut penyebaran penyakit Thalassemia ini sepatutnya mendapat perhatian serius dari pemerintah. Bukan hanya resiko kematian yang akan selalu menghantui si anak, tetapi juga cost pengobatan yang harus ditanggung orang tua tidaklah sedikit.
Bayangkan, saat ini sedikitnya biaya pengobatan yang harus dikeluarkan sebesar Rp 300juta per anak pertahun. Bila diperkirakan hingga tahun 2020 setidaknya lebih dari Rp 50 triliyun yang harus dihabiskan untuk mengobati 22.500 anak dengan kasus Thalassemia.
Di Thalassaemia Centre Jakarta saja, jumlah penderita hingga Oktober 2009 tercatat 1.501 pasien. Kebanyakan dari mereka berusia 10-14 tahun. Meski demikian rata-rata usia pasien 17bulan hingga 41tahun.
Mengingat persebarannya yang semakin meluas, Iskandar merinci beberapa hal yang harus dilakukan. Pertama, political will, kemauan dan itikad baik dari pemerintah untuk mencegah dan menanggulangi penyakit ini. Kedua, edukasi kesehatan kepada masyarakat.
Ketiga, Screening (retro- & prospective) agar dapat diketahui secara dini. Keempat, pembangunan laboratorium yang memadai untuk screening dan diagnosis prenatal saat awal kehamilan. Kelima, konseling genetik.
perempuan.com
loading...
0 Response to "Screening Prenatal, Deteksi Awal Thalassemia"
Posting Komentar