Belakangan ini makin banyak orang-orang paruh baya, terutama wanita, yang dengan bangga mengakui mereka masih aktif secara seksual. Ini tentu bertolak belakang dengan anggapan masyarakat bahwa wanita setengah baya tak lagi punya mood untuk bercinta.
Wanita-wanita paruh baya yang masih in the mood ini rupanya ingin memberi contoh pada anak, bahkan cucunya, bahwa mereka masih sehat, aktif, berolahraga, mengikuti tren, bahkan tak mengecewakan soal urusan ranjang.
Sebuah studi di Swedia menunjukkan wanita di usia awal 70-an lebih menikmati dan melakukan hubungan seks lebih sering dibanding saat usia mereka 30 atau 40 tahun. Dalam artikel Older women talk about sex (www.self-helpmagazine.com), Beverly Johnson, dari Universitas Vermont, mewawancarai wanita berusia 50 tahun ke atas dalam studi tentang wanita dan seksualitas.
Secara umum, para wanita di usia paruh baya ini menilai dirinya sendiri sudah berpengalaman dan liberal tentang seksualitas mereka sendiri. 85 responden persen menjawab mereka akan melakukan aktivitas seks sampai mereka tak sanggup lagi. Ini membuktikan bahwa secara fisik mereka masih prima.
Selain itu, 90 persen berkeyakinan bahwa seks bukan hanya untuk orang muda. Dua pertiga wanita juga mengatakan mereka masih tertarik melakukan penetrasi seksual dan hanya 35 persen yang mengakui gairah mereka mulai memudar seiring usia. Tidak buruk, kan?
Seksolog Elmari Craig dan ahli injil Hennie Stander, penulis buku A-Z van Sex, mengungkapkan bahwa perubahan fisik yang terjadi karena faktor penuaan sangat berpengaruh pada urusan di tempat tidur.
"Wanita setengah baya tentu butuh dirangsang lebih lama dan stimulasi yang lebih bervariasi karena lubrikasi mereka umumnya terganggu," katanya. Akibatnya, tentu butuh waktu lebih lama untuk mencapai orgasme karena sensasi dari rangsangan mungkin tak seintens seperti dulu.
Pada pria, kemunduran fisik paling jelas tampak. Kalau dulu "yunior" gampang greng, kini butuh waktu lebih lama untuk mendapatkan ereksi dan tentu tak sehebat dulu.
Karena itu, orang yang sudah paruh baya sebaiknya bersikap realistis terhadap kemampuan seksualnya. Ekspektasi yang realistis itu pada akhirnya akan menghasilkan kepuasan. Kaum lanjut usia juga bisa mengubah konsep mereka tentang hubungan seks. Bahwa hubungan intim itu tak terbatas pada kegiatan senggama.
Selain itu, pasangan paruh baya juga bisa mencoba teknik-teknik baru untuk menuju kenikmatan seksual. Optimalkan indera raba lewat belaian dan pijatan, dari yang romantis sampai erotis. Tak ada salahnya pula melakukan seks oral atau saling bermartubasi.
"Seks adalah tentang fantasi. Pada usia ini, masing-masing sudah paham tubuh pasangan luar dalam. Karena itu kita perlu berdamai dengan bentuk tubuh sendiri. Saya tidak lagi memandang suami sebagai pria yang mulai keriput, tapi melihatnya sebagai pria yang mencintai saya. Itu membuat saya seperti muda lagi," kata Marlene (56) salah seorang pembaca yang membagi pengalamannya.
Sumber : Kompas
Wanita-wanita paruh baya yang masih in the mood ini rupanya ingin memberi contoh pada anak, bahkan cucunya, bahwa mereka masih sehat, aktif, berolahraga, mengikuti tren, bahkan tak mengecewakan soal urusan ranjang.
Sebuah studi di Swedia menunjukkan wanita di usia awal 70-an lebih menikmati dan melakukan hubungan seks lebih sering dibanding saat usia mereka 30 atau 40 tahun. Dalam artikel Older women talk about sex (www.self-helpmagazine.com), Beverly Johnson, dari Universitas Vermont, mewawancarai wanita berusia 50 tahun ke atas dalam studi tentang wanita dan seksualitas.
Secara umum, para wanita di usia paruh baya ini menilai dirinya sendiri sudah berpengalaman dan liberal tentang seksualitas mereka sendiri. 85 responden persen menjawab mereka akan melakukan aktivitas seks sampai mereka tak sanggup lagi. Ini membuktikan bahwa secara fisik mereka masih prima.
Selain itu, 90 persen berkeyakinan bahwa seks bukan hanya untuk orang muda. Dua pertiga wanita juga mengatakan mereka masih tertarik melakukan penetrasi seksual dan hanya 35 persen yang mengakui gairah mereka mulai memudar seiring usia. Tidak buruk, kan?
Seksolog Elmari Craig dan ahli injil Hennie Stander, penulis buku A-Z van Sex, mengungkapkan bahwa perubahan fisik yang terjadi karena faktor penuaan sangat berpengaruh pada urusan di tempat tidur.
"Wanita setengah baya tentu butuh dirangsang lebih lama dan stimulasi yang lebih bervariasi karena lubrikasi mereka umumnya terganggu," katanya. Akibatnya, tentu butuh waktu lebih lama untuk mencapai orgasme karena sensasi dari rangsangan mungkin tak seintens seperti dulu.
Pada pria, kemunduran fisik paling jelas tampak. Kalau dulu "yunior" gampang greng, kini butuh waktu lebih lama untuk mendapatkan ereksi dan tentu tak sehebat dulu.
Karena itu, orang yang sudah paruh baya sebaiknya bersikap realistis terhadap kemampuan seksualnya. Ekspektasi yang realistis itu pada akhirnya akan menghasilkan kepuasan. Kaum lanjut usia juga bisa mengubah konsep mereka tentang hubungan seks. Bahwa hubungan intim itu tak terbatas pada kegiatan senggama.
Selain itu, pasangan paruh baya juga bisa mencoba teknik-teknik baru untuk menuju kenikmatan seksual. Optimalkan indera raba lewat belaian dan pijatan, dari yang romantis sampai erotis. Tak ada salahnya pula melakukan seks oral atau saling bermartubasi.
"Seks adalah tentang fantasi. Pada usia ini, masing-masing sudah paham tubuh pasangan luar dalam. Karena itu kita perlu berdamai dengan bentuk tubuh sendiri. Saya tidak lagi memandang suami sebagai pria yang mulai keriput, tapi melihatnya sebagai pria yang mencintai saya. Itu membuat saya seperti muda lagi," kata Marlene (56) salah seorang pembaca yang membagi pengalamannya.
Sumber : Kompas
loading...
0 Response to "USIA TUA BUKAN ALASAN UNTUK URUSAN SEKS"
Posting Komentar