Selama ini untuk mengobati pasien yang divonis dengan gagal ginjal, orang lebih mengenal hemodialisis atau cuci darah yang harus dilakukan di rumah sakit. Padahal ada pengobatan lain yang bisa dilakukan di rumah oleh pasien sendiri, sehingga dapat menghemat waktu.
Gagal ginjal merupakan tahap akhir dari penyakit ginjal dimana fungsi ginjal sudah kurang dari 15 persen. Pada tahap ini, jalan satu-satunya untuk memperpanjang harapan hidup pasien adalah dengan terapi pengganti ginjal.
Sampai saat ini hanya ada 3 macam terapi pengganti ginjal, yaitu:
1. Hemodialisis (HD)
2. Dialisis Peritoneal (atau cuci darah lewat perut) atau Continuos Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD)
3. Transplantasi atau cangkok ginjal
"Idealnya memang transplantasi, tapi biayanya mahal dan mencari donor tidak gampang. Yang sekarang paling banyak dilakukan pasien gagal ginjal adalah dialisis atau hemodialisis. Tapi sebenarnya secara medis lebih baik CAPD (Continuos Ambulatory Peritoneal Dialysis) yang bisa dilakukan sendiri di rumah atau di kantor," jelas dr Tunggul D Situmorang, SpPD.KGH, Direktur RS PGI Cikini, pada acara Konferensi Pers Hari Ginjal Sedunia 'Protect Your Kidney Save Your Heart' di Gedung Ziebart PT Kalbe Farma, Jakarta, Kamis (10/3/2011).
Hemodialisis (HD) adalah suatu tindakan yang dilakukan di rumah sakit 2-3 tahun seminggu untuk membersihkan racun-racun dan mengeluarkan cairan yang berlebihan dari dalam tubuh (mengingat ginjal alami sudah tidak mampu melakukan fungsinya dengan baik).
Tiap kali HD diperlukan waktu sekitar 4-5 jam. Pada tangan pasien akan dibuat suatu akses yang disebut Simino untuk mengalirkan darah yang kotor ke mesin dialisis dan mengembalikan darah yang sudah bersih ke dalam tubuh. Mesin digunakan untuk membersihkan darah dari zat-zat racun tersebut.
Sedangkan Dialisis Peritoneal (atau cuci darah lewat perut) yang banyak dipakai saat ini adalah Continuos Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) adalah suatu tindakan yang dilakukan sendiri oleh pasien di rumah 3-4 kali per hari untuk membersihkan racun-racun dan mengeluarkan cairan yang berlebihan dari dalam tubuh.
Tiap kali CAPD diperlukan waktu sekitar 30 menit dan perut pasien akan dipasang sebuah kateter untuk mengeluarkan cairan dan racun dari dalam tubuh. Di sini yang berfungsi sebagai filter atau saringannya adalah selaput rongga perut.
"Secara medis dan secara biaya lebih baik CAPD. Ini sudah mulai banyak dilakukan di Hongkong, Thailand, Taiwan. Kalau di Indonesia ini bisa sangat baik, karena tidak semua rumah sakit bisa melayani hemodialisis. CAPD bahkan bisa dilakukan di desa-desa oleh pasien sendiri," jelas dr Tunggul.
Berikut beberapa keunggulan CAPD dibandingkan HD yang disampaikan oleh dr Tunggul, yaitu:
1. Fungsi ginjal yang tersisa masih bisa diselamatkan
2. Zat-zat racun dalam tubuh bisa dikeluarkan
3. Tidak menambahkan beban jantung sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk pasien lansia
4. Menggunakan 24 jam proses alami tubuh
5. Dapat dilakukan sendiri di rumah atau tempat kerja tanpa harus ke rumah sakit, serta bisa dipesan dan diantar ke rumah.
6. Kadar hemoglobin lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup
7. Risiko mendapatkan hepatitis lebih kecil
8. Lebih ekonomis secara biaya
Selain itu, menurut dr Tunggul, CAPD cenderung lebih sedikit kontraindikasinya dibandingkan dengan hemodialisis. Yang paling sering terjadi adalah infeksi karena pasien tidak mematuhi aturan kebersihan sebelum pemasangan.
Sayangnya, terapi pengganti ginjal ini kurang populer dibandingkan dengan hemodialisis.
"Kenapa tidak sepopuler HD, karena HD diperkenalkan lebih dulu. Dari hasil survey, pasien gagal ginjal yang menjalani HD hanya 30 persen yang mengenal CAPD. Padahal kalau di Thailand, pasien gagal ginjal harus CAPD dulu baru HD, kecuali bila mengalami kondisi tertentu," lanjut dr Tunggul.
Menurut dr Tunggul, pasien gagal ginjal yang tidak boleh menjalani CAPD adalah pasien yang usia menjalani pembedahan di daerah perut dan pasien yang mengalami gangguan di bagian kulit perut, karena hal ini bisa meningkatkan risiko infeksi.
"Masalah harga tergantung yang diresepkan dokter, ada yang 3 kali atau 4 kali sehari. Kalau yang 4 kali sehari biayanya bisa mencapai 6,5 juta per bulan untuk non Askes, kalau Askes bisa ditanggung 100 persen," jelas dr Natalia Erlan, Marketing Manajer PT Kalbe Farma Tbk.
Sebelum pemasangan CAPD system, pasien gagal ginjal akan dilatih untuk beberapa hari cara pemasangan yang benar, yaitu dengan mematuhi beberapa aturan sebelum pemasangan, antara lain:
1. Cuci tangan sebelum memasang CAPD system
2. Menggunakan masker untuk menutup mulut
3. Menjaga kebersihan lingkungan ruangan sekitar sebelum pemasangan CAPD system.
"CAPD diharapkan dapat membuat pasien gagal ginjal lebih mandiri dan bertanggungjawab," tutup dr Erlan.
loading...
0 Response to "Pasien Gagal Ginjal Bisa Cuci Darah Sendiri di Rumah"
Posting Komentar