Tinggi badan tak hanya dipengaruhi oleh faktor genetis atau hormonal. Kebanyakan masyarakat beranggapan bahwa bila orang tuanya pendek maka anaknya tidak mungkin tumbuh tinggi. Padahal orang tua yang pendek pun masih bisa memiliki anak yang bertubuh tinggi. Semua itu tergantung nutrisi dan asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh anak selama periode emas perkembangan tubuhnya.
Para orang tua pastinya senang bila anak-anaknya tumbuh dengan sehat. Namun sayang, tak banyak orang tua yang memahami bahwa berat badan bukan merupakan ukuran sehat atau tidaknya seorang anak. Anak yang terlalu gemuk (obesitas) justru bukan merupakan tanda bahwa dia sehat.
dr Briliantono SpOT,FICS,MD,PhD,MBA, spesialis tulang Halimun Medical Centre mengatakan berat badan bukan merupakan satu-satunya parameter untuk menentukan kondisi kesehatan anak.
Dokter yang akrab disapa dr Toni itu menyebut bahwa tinggi badanlah yang sebenarnya merupakan salah satu parameter penting bagi pertumbuhan anak. Tinggi badan adalah hal yang paling mudah untuk diamati.
“setidaknya anak lebih tinggi 8,5 cm dari orang tuanya” jelas dr Toni.
Terlebih pada usia bayi (0-2 tahun), balita (3-5 tahun) hingga remaja (13-18 tahun). Dimana pertumbuhan tulangnya masih sangat berkembang pesat. Bukan cuma untuk tulang, tetapi juga gigi, syaraf dan fisik secara keseluruhan membutuhkan asupan gizi dan nutrisi yang cukup dan seimbang.
Untuk pertumbuhan tulang yang optimal, anak-anak usia 4-8 tahun membutuhkan konsumsi kalsium sebanyak 800mg per hari. Susu pastinya merupakan asupan kalsium yang terbaik. Namun, pada prakteknya pemberian kalsium ini sebaiknya dipartisi atau dibagi-bagi. Jangan sekaligus diberikan kepada anak. Misalnya 400mg sekali minum saat pagi hari dan 400mg sisanya saat sore atau malam hari. Karena penyerapan kalsium tidak akan maksimal bila diberikan secara berlebihan.
dr Toni menggaris bawahi dua hal agar anak dapat tumbuh optimal dengan tinggi badan dan berat yang ideal. Pertama, berikan asupan nutrisi yang tepat dan seimbang. Seperti menyeimbangkan komposisi energi (karbohidrat, lemak, protein), vitamin (A, C, D, B kompleks), dan mineral (kalsium, seng, iodium, zat besi, selenium) pada makanan anak. Cara paling mudah dengan membagi sepertiga piring dengan komposisi tersebut.
Kedua, bila asupan gizinya sudah terpenuhi, berikanlah aktifitas atau kegiatan yang merangsang kinerja tulang untuk dapat menyerap kalsium lebih baik. Olahraga high impact seperti basket, bisa membantu anak untuk tumbuh lebih tinggi, karena di dalamnya ada unsur gerakan lari, lompat dan lempar yang mampu membantu proses penyerapan kalsium dalam tulang lebih maksimal. Selain itu, konsentrasi yang harus dilakukan setiap bermain basket turut serta memperbaiki koordinasi mata dan otak.
Para orang tua pastinya senang bila anak-anaknya tumbuh dengan sehat. Namun sayang, tak banyak orang tua yang memahami bahwa berat badan bukan merupakan ukuran sehat atau tidaknya seorang anak. Anak yang terlalu gemuk (obesitas) justru bukan merupakan tanda bahwa dia sehat.
dr Briliantono SpOT,FICS,MD,PhD,MBA, spesialis tulang Halimun Medical Centre mengatakan berat badan bukan merupakan satu-satunya parameter untuk menentukan kondisi kesehatan anak.
Dokter yang akrab disapa dr Toni itu menyebut bahwa tinggi badanlah yang sebenarnya merupakan salah satu parameter penting bagi pertumbuhan anak. Tinggi badan adalah hal yang paling mudah untuk diamati.
“setidaknya anak lebih tinggi 8,5 cm dari orang tuanya” jelas dr Toni.
Terlebih pada usia bayi (0-2 tahun), balita (3-5 tahun) hingga remaja (13-18 tahun). Dimana pertumbuhan tulangnya masih sangat berkembang pesat. Bukan cuma untuk tulang, tetapi juga gigi, syaraf dan fisik secara keseluruhan membutuhkan asupan gizi dan nutrisi yang cukup dan seimbang.
Untuk pertumbuhan tulang yang optimal, anak-anak usia 4-8 tahun membutuhkan konsumsi kalsium sebanyak 800mg per hari. Susu pastinya merupakan asupan kalsium yang terbaik. Namun, pada prakteknya pemberian kalsium ini sebaiknya dipartisi atau dibagi-bagi. Jangan sekaligus diberikan kepada anak. Misalnya 400mg sekali minum saat pagi hari dan 400mg sisanya saat sore atau malam hari. Karena penyerapan kalsium tidak akan maksimal bila diberikan secara berlebihan.
dr Toni menggaris bawahi dua hal agar anak dapat tumbuh optimal dengan tinggi badan dan berat yang ideal. Pertama, berikan asupan nutrisi yang tepat dan seimbang. Seperti menyeimbangkan komposisi energi (karbohidrat, lemak, protein), vitamin (A, C, D, B kompleks), dan mineral (kalsium, seng, iodium, zat besi, selenium) pada makanan anak. Cara paling mudah dengan membagi sepertiga piring dengan komposisi tersebut.
Kedua, bila asupan gizinya sudah terpenuhi, berikanlah aktifitas atau kegiatan yang merangsang kinerja tulang untuk dapat menyerap kalsium lebih baik. Olahraga high impact seperti basket, bisa membantu anak untuk tumbuh lebih tinggi, karena di dalamnya ada unsur gerakan lari, lompat dan lempar yang mampu membantu proses penyerapan kalsium dalam tulang lebih maksimal. Selain itu, konsentrasi yang harus dilakukan setiap bermain basket turut serta memperbaiki koordinasi mata dan otak.
perempuan.com
loading...
0 Response to "TUBUH YANG PENDEK BUKAN KARENA KETURUNAN"
Posting Komentar