Hubungan sesama jenis atau homoseksual identik dengan banyak penyakit menular, terutama penyakit menular seksual (PMS). Dengan pertimbangkan itu, bolehkah pasangan gay atau lesbi mendonorkan darah?
Untuk orang yang membutuhkan transfusi darah dengan segera, ada dua hal penting yang harus diperhatikan, yaitu tipe darah donor harus cocok dengan tipe darah penerima dan darah yang disumbangkan harus bebas penyakit.
Kedua persyaratan itu dimiliki oleh Thomas B, seorang pria asal Hamburg, Jerman. Thomas memiliki darah tipe O- (O negatif), yang berarti bahwa tidak ada antigen di permukaan sel darah merah dan membuat tipe darah ini cocok dengan semua jenis darah lainnya.
Thomas juga sehat dan yang lebih penting Thomas bersedia menyumbangkan darahnya yang termasuk jenis langka (kurang dari 6 persen dari penduduk dunia yang memiliki tipe darah O-) ke Palang Merah Jerman.
Satu-satunya masalah adalah hukum Jerman tidak mengizinkan Thomas untuk mendonorkan darahnya. Thomas sebenarnya berada pada situasi yang rumit. Mengapa?
Di satu sisi, Palang Merah Jerman melaporkan sedang mengalami kekurangan darah (terlepas dari tipe darah O- yang langka) dan berharap lebih banyak orang untuk bersedia membantu mendonorkan darahnya. Di sisi lain, undang-undang Jerman melarang menerima donor darah dari orang homoseksual aktif seperti Thomas.
"Alasan medis untuk tidak menerima orang-orang homoseksual aktif untuk mendonorkan darah berasal dari kekhawatiran bahwa pria homoseksual yang aktif memiliki risiko lebih besar menderita HIV positif," ujar Gregor Bein, anggota Asosiasi Medis Jerman, seperti dilansir dari PsychologyToday, Selasa (17/8/2010).
Dengan kekhawatiran ini, banyak dokter yang percaya bahwa demi kepentingan kesehatan penerima darah, dokter tidak menerima darah dari orang-orang gay atau darah dari orang yang berisiko tinggi untuk HIV lainnya.
Menurut dokter, meskipun semua sumbangan darah secara rutin dites untuk infeksi HIV, tapi tes ini tidak 100 persen akurat untuk HIV. Ini karena orang yang terinfeksi virus HIV hanya dalam beberapa hari tes mungkin tidak menunjukkan HIV positif dalam tes darah standar.
Meski kemungkinannya kecil, tapi menerima darah dari orang yang berisiko tinggi HIV akan meningkatkan jumlah orang yang menderita HIV dari transfusi darah.
Oleh karena itu, tidak menerima darah dari orang yang berisiko tinggi HIV seperti homoseksual aktif adalah rasional.
Menurut Asosiasi Medis Jerman, orang yang memiliki salah satu kriteria berikut tidak boleh menyumbangkan darah:
Untuk orang yang membutuhkan transfusi darah dengan segera, ada dua hal penting yang harus diperhatikan, yaitu tipe darah donor harus cocok dengan tipe darah penerima dan darah yang disumbangkan harus bebas penyakit.
Kedua persyaratan itu dimiliki oleh Thomas B, seorang pria asal Hamburg, Jerman. Thomas memiliki darah tipe O- (O negatif), yang berarti bahwa tidak ada antigen di permukaan sel darah merah dan membuat tipe darah ini cocok dengan semua jenis darah lainnya.
Thomas juga sehat dan yang lebih penting Thomas bersedia menyumbangkan darahnya yang termasuk jenis langka (kurang dari 6 persen dari penduduk dunia yang memiliki tipe darah O-) ke Palang Merah Jerman.
Satu-satunya masalah adalah hukum Jerman tidak mengizinkan Thomas untuk mendonorkan darahnya. Thomas sebenarnya berada pada situasi yang rumit. Mengapa?
Di satu sisi, Palang Merah Jerman melaporkan sedang mengalami kekurangan darah (terlepas dari tipe darah O- yang langka) dan berharap lebih banyak orang untuk bersedia membantu mendonorkan darahnya. Di sisi lain, undang-undang Jerman melarang menerima donor darah dari orang homoseksual aktif seperti Thomas.
"Alasan medis untuk tidak menerima orang-orang homoseksual aktif untuk mendonorkan darah berasal dari kekhawatiran bahwa pria homoseksual yang aktif memiliki risiko lebih besar menderita HIV positif," ujar Gregor Bein, anggota Asosiasi Medis Jerman, seperti dilansir dari PsychologyToday, Selasa (17/8/2010).
Dengan kekhawatiran ini, banyak dokter yang percaya bahwa demi kepentingan kesehatan penerima darah, dokter tidak menerima darah dari orang-orang gay atau darah dari orang yang berisiko tinggi untuk HIV lainnya.
Menurut dokter, meskipun semua sumbangan darah secara rutin dites untuk infeksi HIV, tapi tes ini tidak 100 persen akurat untuk HIV. Ini karena orang yang terinfeksi virus HIV hanya dalam beberapa hari tes mungkin tidak menunjukkan HIV positif dalam tes darah standar.
Meski kemungkinannya kecil, tapi menerima darah dari orang yang berisiko tinggi HIV akan meningkatkan jumlah orang yang menderita HIV dari transfusi darah.
Oleh karena itu, tidak menerima darah dari orang yang berisiko tinggi HIV seperti homoseksual aktif adalah rasional.
Menurut Asosiasi Medis Jerman, orang yang memiliki salah satu kriteria berikut tidak boleh menyumbangkan darah:
- Pria gay dan biseksual
- Pekerja Seks Komersil (PSK)
- Orang yang menggunakan narkoba
- Narapidana
detik
loading...
0 Response to "PRIA GAY YANG TIDAK BISA MENDONORKAN DARAHNYA"
Posting Komentar