MENGGIGIT kuku atau benda-benda lain seperti pensil, pulpen, dan lain-lain, merupakan kebiasaan saat seseorang merasa stres, senang, bosan, atau tak ada kegiatan. Kebiasaan yang oleh para ahli disebut "perilaku cemas" ini dilakukan tanpa sadar hingga kukunya jadi pendek sekali, bahkan daging di bawah kuku ikut berdarah karena tergigit. Kebiasaan yang "menurun" pada anggota keluarga ini termasuk menggaruk hidung, memainkan rambut, atau menggertakkan gigi. Separuh pelakunya adalah anak-anak dan 23 persen remaja.
Berikut ini ulasan dr Sri H Andayani SpA, dari Omni Hospital, Pulo Mas, Jakarta dan Herlina Liem Psi, dari Fakultas Psikologi (Bagian Psikologi Anak) Universitas Indonesia.
Keracunan Timah & Infeksi Kulit
Para peneliti Rusia menyatakan kebiasaan menggigiti kuku jari ini bisa mengganggu inteligensi anak. Si kecil berisiko besar mengalami keracunan timah. Timah dengan mudah menumpuk di bawah kuku, ketika anak-anak bermain di tempat berdebu, baik itu di dalam rumah maupun di luar rumah.
Paparan timah pada tubuh bisa mempengaruhi perkembangan anak-anak, khususnya kerusakan sistem syaraf. Timah, tak hanya terdapat pada tanah dan debu, juga pada buah-buahan atau sayuran yang tidak dicuci dengan baik.
Tinggi rendahnya kadar timah di dalam tubuh anak bervariasi, bergantung apakah anak-anak itu tinggal di rumah yang terletak di pinggir jalan besar dan berdebu ataukah mereka punya kebiasaan bermain dengan tanah atau benda yang mengandung cat.
Kebiasaan menggigit kuku juga menyebabkan kutikula mengelupas sehingga menimbulkan rasa perih. Boleh jadi juga terjadi infeksi karena luka. Selain itu, kuku si kecil tampak tidak cantik karena grepes.
Alasan Menggigit Kuku
Ada banyak alasan mengapa si kecil suka menggigit kuku. Mulai dari sekadar rasa ingin tahu seperti apa rasanya, mengatasi rasa bosan, cemas, hingga usaha menutupi rasa takut. Yang jelas, kebiasaan ini dikenal dengan sebutan nervous habit, alias kebiasaan yang disebabkan oleh perasaan cemas atau gelisah. Celakanya, jika tak cepat-cepat ditangani, kebiasaan ini kerap terbawa hingga si anak tumbuh dewasa.
Bila si kecil melakukan kebiasaan ini secara tidak berlebihan (dan tidak melukai dirinya), juga secara tidak sadar (misalnya selagi menonton televisi), atau bila dia cenderung menggigit sebagai respon terhadap situasi tertentu (ketika sedang rebutan mainan dengan kakak atau adiknya), maka Moms tak perlu cemas berlebihan. Itu hanyalah cara anak mengatasi stres ringan. Kemungkinan besar kebiasaan ini akan berhenti dengan sendirinya.
Cari Sebabnya
Akan tetapi, bila kebiasaan menggigit kuku atau mengisap ibu jari tetap berlangsung, ada beberapa langkah untuk membantu si kecil menghentikan kebiasaannya tersebut. Tanyakan kepadanya, apakah ada hal yang membuatnya gelisah, takut atau cemas.
Jika sudah tahu apa yang membuat anak gelisah, bisa karena baru pindah rumah, perceraian orangtua, teman baru, kelahiran adik baru, bantu anak untuk mengungkapkan kekhawatirannya. Setelah itu, baru lakukan langkah-langkah seperti dalam tip.
loading...
0 Response to "Kebiasaan Gigit Kuku Bisa Turunkan IQ Anak!"
Posting Komentar