SEMENJAK kecil, baik dokter, guru, maupun orang tua kerap mengingatkan kita akan pentingnya kebiasaan menggosok gigi, baik itu pada pagi hari dan malam sebelum tidur. Bagi yang menaatinya, diperkirakan, ketika berusia 60 tahun, mereka berarti telah menggosok gigi sebanyak 40.000 kali. Namun, sayangnya pesan itu lambat laun tak dihiraukan oleh anak-anak di masa sekarang.
Menurut survei di Rumah Sakit Stomatological Beijing, hanya seperempat masyarakat paruh baya yang rutin membersihkan gigi mereka, bahkan ada yang membersihkannya hanya dua kali seminggu. Dan, yang menggunakan dental floss kurang dari 1 persennya. "Malas menggosok gigi sebelum tidur lumrah saja, tapi jika tahu efek buruk jangka panjangnya, Anda pasti tak dapat pergi tidur dengan tenang," kata Han Yongcheng, Direktur Departemen Pencegahan Penyakit Oral di rumah sakit itu.
Masih menurut survei itu, lebih dari 60 persen partisipan mengalami kerusakan gigi dan 80 persennya mengalami pendarahan pada gusi dan hampir semuanya memiliki tartar atau kerak gigi yang ditimbulkan oleh sisa makanan, liur, dan sari berbagai garam.
"Mereka mengakui tahu mengenai pentingnya kesehatan gigi, tapi nyatanya hanya kurang dari 15 persen yang sadar untuk rutin kontrol ke dokter gigi dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa partisipan mengakui mereka tak menganggap kesehatan gigi terlalu penting, kecuali mereka memang benar-benar mengalami sakit gigi. Padahal penyakit gigi yang terkesah remeh berpotensi menjadi permanen bila tak segera ditangani," tutur Han.
"Pencegahan sangatlah penting. Kebiasaan malas menggosok gigi sedari kecil akan menimbulkan penyakit gigi yang akan menganggu Anda seumur hidup. Maka itu, untuk membiasakan, perang orang tua sangatlah penting sebagai anutan yang paptut ditiru anak-anaknya." Han menjelaskan bila kita bisa mencegah penyakit gigi pada anak-anak, itu akan menyelamatkan jutaan orang dari penyakit gigi dalam 10 tahun ke depan. (Pri/OL-06)
Menurut survei di Rumah Sakit Stomatological Beijing, hanya seperempat masyarakat paruh baya yang rutin membersihkan gigi mereka, bahkan ada yang membersihkannya hanya dua kali seminggu. Dan, yang menggunakan dental floss kurang dari 1 persennya. "Malas menggosok gigi sebelum tidur lumrah saja, tapi jika tahu efek buruk jangka panjangnya, Anda pasti tak dapat pergi tidur dengan tenang," kata Han Yongcheng, Direktur Departemen Pencegahan Penyakit Oral di rumah sakit itu.
Masih menurut survei itu, lebih dari 60 persen partisipan mengalami kerusakan gigi dan 80 persennya mengalami pendarahan pada gusi dan hampir semuanya memiliki tartar atau kerak gigi yang ditimbulkan oleh sisa makanan, liur, dan sari berbagai garam.
"Mereka mengakui tahu mengenai pentingnya kesehatan gigi, tapi nyatanya hanya kurang dari 15 persen yang sadar untuk rutin kontrol ke dokter gigi dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa partisipan mengakui mereka tak menganggap kesehatan gigi terlalu penting, kecuali mereka memang benar-benar mengalami sakit gigi. Padahal penyakit gigi yang terkesah remeh berpotensi menjadi permanen bila tak segera ditangani," tutur Han.
"Pencegahan sangatlah penting. Kebiasaan malas menggosok gigi sedari kecil akan menimbulkan penyakit gigi yang akan menganggu Anda seumur hidup. Maka itu, untuk membiasakan, perang orang tua sangatlah penting sebagai anutan yang paptut ditiru anak-anaknya." Han menjelaskan bila kita bisa mencegah penyakit gigi pada anak-anak, itu akan menyelamatkan jutaan orang dari penyakit gigi dalam 10 tahun ke depan. (Pri/OL-06)
loading...
0 Response to "PERAN ORANG TUA UNTUK KESEHATAN GIGI ANAK"
Posting Komentar