Judul di atas bukan semata-mata untuk kepentingan mulut. Namun, demi kesehatan tubuh. Mengapa?
Mengonsumsi
makanan khas Indonesia, dengan penggemar dari anak-anak hingga orang
dewasa ini, tiap hari dapat mengakibatkan kanker. Pasalnya, daging ayam
atau kambing yang gosong mengandung senyawa nitrosamin yang diklaim
sebagai salah satu penyebab kanker (karsinogenik).
Sebaliknya,
berbagai macam sayur dikatakan bersifat preventif sebagai antikanker.
Orang yang banyak mengonsumsi sayur dan buah biasanya lebih sehat,
dengan faktor risiko penyakit degeneratif atau kanker lebih kecil
dibandingkan dengan orang yang kurang mengonsumsi sayur dan buah. Teliti
punya teliti, ternyata kandungan antioksidan dalam sayur dan buah
itulah yang dapat mencegah terjadinya kanker.
Licopene dalam tomat
misalnya, merupakan senyawa antioksidan kuat yang dapat melawan radikal
bebas penyebab penyakit degeneratif atau kanker. Mekanisme proteksi
licopene belum jelas, tetapi secara umum dengan menjaga kerusakan
oksidatif.
Suatu
penelitian pada hewan dilakukan dengan memberikan lycopene 0,2 mg dalam
0,2 ml minyak zaitun tiga kali sehari selama periode pertumbuhan tumor
pada paru-paru. Hasilnya, pada mencit yang diberi lycopene terjadi
penurunan jumlah tumor dibandingkan dengan mencit kontrol.
Bagaimana dengan timun ?
Buah
tanaman bernama latin Cucumis sativus L ini mengandung saponin, enzim
proteolitik, glutation. Timun dikatakan juga mengandung 35.100 - 486.700
ppm asam linoleat. Sebagai suku Cucurbitaceae, yang biasanya mengandung
kukurbitasin, timun kemungkinan juga mengandung senyawa tersebut.
Kukurbitasin merupakan senyawa yang mempunyai aktivitas sebagai
antitumor.
Saponin
adalah senyawa surfaktan. Dan berbagai hasil penelitian disimpulkan,
saponin bersifat hipokolesterolemik, imunostimulator, dan
antikarsinogenik. Mekanisme antikoarsinigenik saponin meliputi efek
antioksidan dan sitotoksik langsung pada sel kanker. Saponin dari
kedelai merupakan sumber makanan yang sudah diteliti dapat menurunkan
risiko kanker.
Glutation
merupakan antioksidan endogen dalam tubuh yang digunakan sebagai
penangkal oksidatif yang di antaranya akibat senyawa radikal bebas, atau
karsinogen. Sifat oksidatif dari glutation adalah glutation mampu
melakukan peroksidasi terhadap radikal bebas dalam tubuh. Tumbuhan yang
mengandung sulfur seperti bawang putih, mampu meningkatkan aktivitas
glutation dan glutation transferase.
Asam
linoleat termasuk asam lemak esensial yang terdapat dalam lemak nabati
maupun hewani. Bentuk asam lemak linoleat terkonyugasi (conjugated
linoleic acid=CLA) dikatakan bersifat antikanker. Dari sumber elektronik
diketahui bahwa biji ketimun mengandung CLA. CLA bersifat antioksidan, yang dapat melawan kerusakan akibat radikal bebas.
Hasil
penelitian yang dilakukan di Food Research Institut, Departement of
Food Microbiology, University of Winconsin-Madison menyatakan, CLA dapat
menghambat terjadinya karsinogenesis dan aterosklerosis, mengurangi
lemak tubuh, dan menstimulasi pertumbuhan tikus muda. Dari tanaman,
kandungan CLA banyak terdapat dalam biji bunga matahari dan biji
kedelai.
Pada
prinsipnya suatu antioksidan dapat bekerja sebagai antikarsinogenik
dengan cara menurunkan tingkat stres oksidatif. Stres oksidatif adalah
keadaan dimana radikal bebas oksigen dibentuk dalam jumlah sangat banyak
sehingga tubuh tidak mampu lagi meniadakan efeknya dan timbul kerusakan
jaringan.
Nah,
karena timun beserta bijinya kaya akan senyawa antioksidan, maka ia
bisa berperan dalam menangkal terjadinya penyakit kanker atau penyakit
degeneratif. (Dra.Lucie Widowati,M.Si. adalah Peneliti pada Puslitbang
Farmasi dan Obat Tradisional, Depkes RI)
Sumber:depkes.go.id
loading...
0 Response to "Makanlah timun setelah memakan sate"
Posting Komentar