Penelita asal AS telah berhasil menyembuhkan penyakit buta warna pada monyet dewasa yang lahir tanpa kemampuan membedakan warna merah dan warna hijau. Namun penemuan ini masih membutuhkan penelitian yang lebih lanjut, cara ini bisa di terapkan kepada manusia yang memiliki penyakit yang sama yaitu buta warna.
Beragam bentuk buta warna. Tapi yang paling sering di temukan adalah buta warna merah dan hijau, karena melewati gen penglihatan warna yang rusak pada kromosom X. Ada juga penyakit buta warna yang terjadi karena penyakit semacam degenerasi menular atau efek samping pengobatan.
Ilmuan memiliki pemikiran, mungkin dengan cara pengobatan ini dapat memanipulasi otak dewasa sehingga penyakit buta warna dapat di obati dengan cara terapi gen. Penambahan lain seperti informasi indrawi seperti reseptor visual yang di butuhkan untuk penglihatan warna yang sempurna biasanya hanya dapat di lakukan pada tahun-tahun awal manusia terlahir. Karena pada saat itu otak berada pada kondisi paling mudah di bentuk.
Profesor Jay Neitz beserta timnya telah memperkenalkan gen terapeutik ke dalam sel indra penglihatan di belakang mata squirrel-monkey dewasa. Gen terapeutik terdiri dari kode DNA yang di perlukan dalam memungkinkan sel indra penglihatan bisa membedakan antara warna merah dan warna hijau, sesuatu yang tidak dimiliki oleh monyet jantan.
Setelah malalui beberapa proses terapi gen ini di lakukan pada monyet jantan yang kami miliki. Pada akhirnya terapi gen ini memperoleh kesuksesan, monyet jantan kini memiliki kebutuhan photopigment untuk melihat semua warna dan dapat menentukan warna merah dan warna hijau secara tepat melalui uji gambar pada komputer.
Pengamatan terhadap monyet-monyet tersebut sudah dilakukan lebih dari dua tahun lalu. Perkembangan yang dialami mereka sudah mulai stabil. Namun binatang-binatang tersebu akan terus dipantau dengan tujuan untuk mengevaluasi efek pengobatan jangka panjang. Winfried Amoaku, ahli pengobatan mata di Universitas Nottingham, mengatakan penelitian itu sebenarnya bisa bermanfaat bagi 7% pria dan 1% wanita di dunia yang lahir dengan kekurangan warna genetic pada mata.
Beragam bentuk buta warna. Tapi yang paling sering di temukan adalah buta warna merah dan hijau, karena melewati gen penglihatan warna yang rusak pada kromosom X. Ada juga penyakit buta warna yang terjadi karena penyakit semacam degenerasi menular atau efek samping pengobatan.
Ilmuan memiliki pemikiran, mungkin dengan cara pengobatan ini dapat memanipulasi otak dewasa sehingga penyakit buta warna dapat di obati dengan cara terapi gen. Penambahan lain seperti informasi indrawi seperti reseptor visual yang di butuhkan untuk penglihatan warna yang sempurna biasanya hanya dapat di lakukan pada tahun-tahun awal manusia terlahir. Karena pada saat itu otak berada pada kondisi paling mudah di bentuk.
Profesor Jay Neitz beserta timnya telah memperkenalkan gen terapeutik ke dalam sel indra penglihatan di belakang mata squirrel-monkey dewasa. Gen terapeutik terdiri dari kode DNA yang di perlukan dalam memungkinkan sel indra penglihatan bisa membedakan antara warna merah dan warna hijau, sesuatu yang tidak dimiliki oleh monyet jantan.
Setelah malalui beberapa proses terapi gen ini di lakukan pada monyet jantan yang kami miliki. Pada akhirnya terapi gen ini memperoleh kesuksesan, monyet jantan kini memiliki kebutuhan photopigment untuk melihat semua warna dan dapat menentukan warna merah dan warna hijau secara tepat melalui uji gambar pada komputer.
Pengamatan terhadap monyet-monyet tersebut sudah dilakukan lebih dari dua tahun lalu. Perkembangan yang dialami mereka sudah mulai stabil. Namun binatang-binatang tersebu akan terus dipantau dengan tujuan untuk mengevaluasi efek pengobatan jangka panjang. Winfried Amoaku, ahli pengobatan mata di Universitas Nottingham, mengatakan penelitian itu sebenarnya bisa bermanfaat bagi 7% pria dan 1% wanita di dunia yang lahir dengan kekurangan warna genetic pada mata.
loading...
0 Response to "Penyembuhan Penyakit Buta Warna"
Posting Komentar