Menurut beberapa jurnal kesehatan yang pernah dipublikasikan, dikatakan bahwa autis atau autism merupakan suatu gangguan kesehatan yang dapat menunjukkan gejala secara fisik, mental atau bahkan keduanya. Masih menurut sumber yang sama, dikatakan bahwa secara umum, penyebab dari serangan autisme ini sebenarnya tidak dapat diketahui dengan pasti, namun yang lebih dapat diamati adalah pola perilaku keseharian. Berdasarkan jurnal tersebut, maka beberapa praktisi akademik lebih cenderung untuk melakukan deteksi dini autisme, terutama yang terjadi pada bayi dan balita.
Penyebab autisme atau anak autis yaitu Saraf anak yang mengalami autisme tidak berkembang secara semestinya dan banyak faktor serta masalah genetik yang menyebabkan terjadinya hal tersebut, dari hasil penelitian diketahui bahwa sekitar 10-15% anak autis mengalami kelainan genetik serta kelainan metabolisme tertentu. Sejumlah gen diperkirakan bertanggung jawab terhadap autisme ini. Hasil penelitian tertentu menunjukkan bahwa autisme lebih disebabkan oleh interaksi faktor neurobiologi kompleks yang melibatkan banyak gen, perkembangan otak selama kehamilan juga dikaitkan dengan penyebab autisme. Adanya infeksi selama ibu hamil seperti halnya rubella diperkirakan juga dapat menjadi faktor terjadinya autisme pada anak.
Anak penderita autis gejalanya sudah bisa terlihat saat dia berumur di bawah 3 tahun. Dan berikut ini beberapa gejala yang bisa dideteksi untuk penderita autis yaitu :
1.Ia akan menhindari tatap mata dengan lawan bicara ketika di diajak bicara.
2.Jika akan dipeluk, anak akan menolak
3.Sulit berkata-kata dan memahami komunikasi secara verbal. Perbendaharaan kata sedikit, dan kadangkala mengucapkan kata-kata yang tidak ada artinya.
4.Mereka lebih asyik bermain sendiri dan tidak suka bermaindengan anak lain. Jika mereka sudah bisa bicara mereka akan cenderung bicara sendiri.
5.Pada sebagian kasus, anak penderita autis akan aktif bergerak tetapi gerakannya tidak bertujuan dan berulang-ulang, misalnya berputar-putar.
6.Emosi tidak stabil, menangis atau marah tanpa sebab dan jika marah bisa ngamuk dan merusak barang-barang
Berikut beberapa kiat dan tips menangani bayi autis sejak dini sebagaimana diolah dari berbagai sumber, yaitu :
1.Terapi perilaku
Menurut salah seorang pakar tumbuh kembang anak dan bayi dalam sebuah seminar beberapa waktu yang lalu, dikatakan bahwa terapi perilaku pada bayi autis sebenarnya dapat dilakukan dengan mencoba mengetahui beberapa hal yang dapat memicu timbulnya autisme pada bayi. Masih menurut sumber yang sama, dikatakan bahwa terapi perilaku dapat dilakukan dengan pemberian stimulasi rangsang suara, rangsang cahaya atau rangsang sentuhan. Apabila bayi bereaksi positif terhadap rangsang tertentu tersebut, misalnya segera rewel atau bertingkah dan mengamuk, maka melakukan perubahan lingkungan tempat tinggal dari segi pencahayaan, tata akustik atau pembatasan pengasuhan merupakan salah satu solusi yang direkomendasikan.
2.Terapi bermain
Pada usia bayi dan balita, bermain merupakan salah satu bentuk stimulasi yang paling efektif untuk tumbuh-kembang bayi dan balita, baik dalam segi fisik, psikologi serta sosio-emosional dan kecerdasan. Autisme pada bayi dapat dihindari dengan melakukan pengenalan terhadap lingkungan teman sebayanya agar kemampuan komunikasi verbal dan non verbalnya bisa berkembang. Tentu saja, diperlukan pendampingan orangtua dalam pembelajaran verbal sehingga kelak bayi dan balita tidak mengalami gangguan pengucapan.
3.Terapi sosial
Terapi sosial untuk mencegah bayi dan balita agar tidak mengalami autisme dapat dilakukan dengan mengikutsertakannya dalam berbagai kegiatan sosial atau yang melibatkan teman-teman sebayanya. Beberapa terapi sosial yang bisa dipertimbangkan antara lain mengikutkannya dalam PAUD atau Kelompok Bermain.
loading...
0 Response to "CARA PENANGANAN ANAK PENDERITA AUTIS"
Posting Komentar